Sabtu, 28 Oktober 2017

Marahnya Si Stratovolcano

Aktivitas vulkanik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami peningkatan dari siaga menjadi awas. Mendidihnya dapur magma di kawah Gunung Agung memicu terjadinya gempa sebanyak 37 kali hingga saat ini.

Gunung Agung merupakan gunung api tertinggi tipe stratovolcano dengan ketinggian 3.031 mdpl dan memiliki kawah yang sangat besar serta dalam yang kadang-kadang mengeluarkan uap air dan asap.
Gunung ini menjadi salah satu  kepercayaan masyarakat Hindu Bali sebagai tempat bersemayamnya dewa-dewa dan terdapat istana dewata di dalamnya. Oleh karena itu, masyarakat Bali menjadikan Gunung Agung sebagai tempat kramat yang disucikan. Mitos lain menyebut, warga Bali menganggap Gunung Agung sebagai pusar bumi.

Narasi kepercayaan oleh masyarakat sangat kental dengan gunung yang telah tertidur selama 120 tahun lamanya. Sebagai masyarakat yang hidup bersama alam, gunung menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kebiasaan spiritual sehari-hari untuk masyarakat Bali.

Selain itu, kepercayaan masyarakat Hindu Bali juga menyatu dengan pendewaan terhadap alam. Menurut sumber Kumparan.com, dari hasil wawancaranya dengan Dosen Departemen Filsafat Universitas Indonesia LG, Saraswati Putri, Gunung Agung merupakan kesucian dalam konstruksi spiritualitas Bali.

Tidak heran jika gunung menjadi tempat yang begitu suci untuk masyarakat Bali.  Kepercayaan yang begitu kuat membuat prosesi ibadah di Bali berhubungan dengan makna kedekatan oleh alam. Setiap upacara yang dilakukan selalu dirangkaikan dengan Gunung Agung sebagai tempat Dewa Siwa berada.

Gunung Agung memuntahkan letusannya pertama kali tahun 1963. Letusan dimulai 18 Februari 1963 dan berakhir 27 Januari 1964. Aktivitas Gunung Agung terus meningkat hingga mencapai puncak letusannya pada 17 Maret 1963. Hujan abu dan awan panas keluar cukup tinggi saat itu hingga menggumpalkan asap putih.

Saat ini, setelah 54 tahun silam Gunung Agung kembali bergejolak dengan status awas dan banyak masyarakat yang telah diungsikan menuju tempat aman. Sebagian masyarakat Bali ada yang melakukan ritual untuk memohon ampun terhadap apa yang telah dilakukan manusia kepada alam selama ini. Jadi, apakah ini pertanda dari marahnya si stratovolcano??



Senin, 16 Oktober 2017

Tradisi Kompensasi di Politeknik Negeri Jakarta




Tidak semua orang tahu tentang politeknik. Institusi pendidikan di bawah naungan Dirjen Dikti ini memang tergolong  masih cukup baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Pada dasarnya, Politeknik sama dengan akademi, namun Politeknik lebih heterogen ilmunya.

Satu hal yang tidak lepas dari image Politeknik adalah tentang kedisiplinannya. Tidak ada istilah “titip absen” yang biasa terjadi di Universitas karena daya tampung mahasiswa di setiap kelas maksimal 30 orang. Dalam kehidupan sehari-hari, Politeknik identik dengan kedisiplinan dari mahasiswa maupun orang-orang yang bekerja di dalamnya. Biasanya, setiap Politeknik memiliki tradisi yang berhubungan dengan kedisiplinan seperti tradisi kompensasi termasuk yang ada di Politeknik Negeri Jakarta.

Tradisi Kompensasi di Politeknik Negeri Jakarta
Tradisi kompensasi merupakan bagian dari kebijakan yang telah ada di Politeknik Negeri Jakarta. Kebijakan kompensasi absensi adalah kebijakan yang mengharuskan mahasiswa, bila tidak menghadiri perkuliahan karena izin atau alfa  untuk membayar denda ke pihak Sekretariat masing-masing jurusan. Bentuk denda yang dibayarkan bisa berupa uang atau jasa dalam hal pekerjaan, tergantung bagaimana kebijakan dari jurusan masing-masing.

Kebijakan kompensasi absensi dikeluarkan oleh Gedung Direktorat sejak berdirinya Politeknik Negeri Jakarta tahun 1982 dan diatur dalam Buku Peraturan atau yang akrab disebut dengan Buku Kuning. Tujuan sebenarnya dari kebijakan kompensasi absensi ini adalah mendisiplinkan mahasiswa dalam hal kehadiran dan melatih mahasiswa untuk disiplin. Besaran kompensasinya ditentukan oleh keputusan struktural dari masing-masing jurusan. Biasanya beragam dari 5 rupiah sampai 150 rupiah untuk ukuran paling mahal.

Mahasiswa yang mendapat kompensasi absensi memiliki kewajiban untuk membayar di akhir semester sebelum pengambilan marksheet berlangsung.. Setelah kewajiban kompensasi absensi dibayar, mereka akan mendapatkan Surat Bebas Kompen yang menjadi syarat utama dalam pengambilan marksheet.

Penggunaan Uang Kompensasi
Seiring dengan perkembangan yang berjalan, kompensasi yang dibayarkan oleh mahasiswa bukan hanya melalui uang melainkan bisa dengan kerja fisik seperti mengecat gedung, memperbaiki fasilitas, atau merapikan ruangan. Hal ini dilakukan semata-mata agar mahasiswa belajar mengenai tanggung jawab yang harus diterima jika tidak disiplin.

Tidak semua jurusan menerapkan pembayaran kompensasi absensi dengan uang. Ada beberapa jurusan yang menginginkan mahasiswanya untuk kerja fisik terlebih dahulu, kemudian baru membayar sisanya dengan uang. Bahkan, ada jurusan yang menerapkan pembayaran kompensasi absensinya hanya dengan bekerja.

Penggunaan dari uang kompensasi absensi untuk perbaikan semua fasilitas dan kepentingan mahasiswa yang berhubungan dengan kegiatannya. Tidak hanya itu, penggunaan uang kompensasi yang dibayarkan seperti menganut sistem dari mahasiswa untuk mahasiswa. Uang kompensasi banyak digunakan untuk kegiatan mahasiswa itu sendiri contohnya pembelian trails untuk laboratorium, pembelian rak buku, barang-barang, software telecomferce. “Uang kompensasi akan disalurkakan ke mahasiswa sendiri seperti subsidi silang dari mahasiswa. Gunanya untuk kegiatan mahasiswa TGP, seperti LDK CC, Gurame, transportasi dosen luar pada saat sidang serta membantu mahasiswa semester 5 yang kesulitan dalam membayar SPP,” ujar Wiwi Prawinarsti, Ketua Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan saat ditanya mengenai penggunaan uang kompensasi absensi.

Banyak hal dari kegiatan mahasiswa yang digunakan dari uang kompensasi. Penggunaan uang kompensasi tidak terbatas terhadap hal yang menyangkut kebutuhan mahasiswanya tetapi mencakup kegiatan pendanaan perlombaan yang sering diadakan. Jika dana yang turun dari Gedung Direktorat lama maka uang kompensasi yang dibayarkan mahasiswa digunakan untuk mendanai perlombaan tersebut. Banyak manfaat yang didapatkan untuk mahasiswa dari penggunaan uang kompensasi tersebut.

Tradisi kompensasi selalu menjadi kebijakan yang utama dalam mengajarkan mahasiswa untuk disiplin. Adanya tradisi kompensasi yang diberlakukan di Politeknik Negeri Jakarta membuat mahasiswa merasakan secara langsung bagaimana cara disiplin dan pertanggungjawabannya yang akan dilakukan jika tidak disiplin. Jadi, lestarikan budaya disiplin dengan menerapkan tradisi kompensasi untuk kebaikan bersama baik untuk mahasiswa maupun orang yang berada dalam lingkup Politeknik.


Belum Sesuainya Jam Operasional Bipol PNJ



Sumber: Dokumen Pribadi
DEPOK Sudah bukan menjadi hal yang baru lagi, jika di Politeknik Negeri Jakarta memiliki bus Politeknik atau yang akrab disebut dengan Bipol. Jam operasional Bipol yang tidak sesuai sebagai transportasi  untuk menuju ke kampus Politeknik Negeri Jakarta menjadi keresahan mahasiswa.

D
ari hasil wawancara yang dilakukan di ruangan bagian rumah tangga Gedung Direktorat PNJ terkait jam operasional bipol, banyak supir bipol yang melanggar dari waktu yang telah ditentukan. Jam operasional bipol yang tidak sesuai bukan hanya terjadi sekali atau dua kali. Selain itu, tidak sedikit mahasiswa yang mengeluhkan mengenai jam operasional bipol yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah dibuat sejak dahulu. “Kalau menurut saya sih kayaknya masih belum sesuai, soalnya kadang bipol suka ngaret jalannya,” ujar Rahmayanti, mahasiswa Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan saat ditemui di depan ruang sekretariat.

Di sisi lain, pekerja bagian rumah tangga direktorat PNJ, Widodo mengatakan bahwa memang benar jam operasional bipol tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Namun, hal itu terjadi karena armada bipol yang dimiliki oleh Politeknik Negeri Jakarta hanya berjumlah 5 bipol yaitu 2 bipol baru, 2 bipol lama dan 1 lainnya adalah bipol hino. Jumlah armada bus yang sedikit bukan menjadi salah satu penyebab utama dari tidak sesuainya jam operasional bipol. Tetapi, kemacetan yang sering terjadi di gerbang utama UI membuat jam operasional bipol menjadi tidak sesuai. Setiap bipol yang telah berangkat sesuai jadwal , harus memakan waktu yang cukup lama untuk sampai di halte-halte fakultas dikarenakan terjadinya kemacetan dengan bus lain seperti bus kuning.

Banyak mahasiswa yang kecewa dan mengeluhkan mengenai jam operasional bipol yang tidak sesuai dengan jadwal. Terkait dengan hal itu, Widodo telah melakukan survey secara langsung mengenai keberangkatan bipol dan berkomunikasi dengan supir bipol. Ternyata, masih ada oknum-oknum yang cukup bandel dan tidak mematuhi peraturan. “Saya langsung survey menggunakan motor untuk mengecek mobil bis sudah baik apa belum pada saat keberangkatan maupun pada saat istirahat, saya mengawasi mereka sampai para sopir tidak mengangkut mahasiswa lagi,” ujar Widodo saat ditemui di ruangan bagian rumah tangga. Namun, dalam hal ini supir bipol yang melanggar peraturan akan diberikan nasihat dan ditegur agar mereka jera.

Bus Politeknik atau yang akrab disebut bipol adalah salah satu fasilitas yang disediakan oleh Politeknik Negeri Jakarta dalam menunjang kelancaran transportasi mahasiswa PNJ untuk menuju ke kampus dan beranjak pulang dari kampus. Bus ini mengelilingi sebagian jalur areal kampus Universitas Indonesia (UI) dan seluruh jalur areal kampus PNJ. Bus Poltek terdiri dari 4 unit, yaitu 3 unit pertama merupakan bus keliling kampus dimana masing-masing unitnya memiliki rute yang sama dan yang terakhir digunakan untuk kunjungan ke berbagai tempat. Bipol ini memiliki rute yang dilalui yaitu Gerbatama UI - Stasiun UI - Stasiun Pondok Cina - FKM UI - FMIPA UI - PNJ - FMIPA UI - FKM UI.

Banyak harapan muncul baik dari mahasiswa maupun pihak fasilitas bipol. Mereka berharap agar para mahasiswa lebih tertib saat menaiki bipol dan tidak merusak fasilitas yang ada. Selain itu, armada bipol dan supir bias ditambah serta jam operasional bipol bisa disesuaikan tepat pada waktunya.






Sabtu, 07 Oktober 2017

Tidung, Satu Pulau Sejuta Cerita

Terik matahari begitu tajam hingga menusuk kalbu dan jiwa di pagi itu.  Hamparan pasir putih serta birunya air laut yang terlihat jernih terasa mampu melepaskan penat aku setelah beberapa jam berdiam dalam kapal laut yang mengantarkan aku ke pulau ini. Sebelum sampai ke pulau ini aku harus menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam dari pelabuhan Muara Angke, Jakarta.

Pulau yang merupakan bagian dari kepulauan seribu ini memang banyak sekali diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Ombak yang tenang serta putihnya pasir yang terasa nyaman ditelapak kaki membuat aku makin menganggumi pulau ini. Beningnya air laut membuat aku dapat melihat binatang – binatang laut secara langsung tanpa harus menyelam. Keindahan pantainya juga membuat aku merasakan kedamaian disini.

Selain keindahan pantai yang dimiliki, ada juga beberapa tempat yang pasti dikunjungi saat berada di pulau ini, salah satunya adalah jembatan cinta. Terlihat banyak sekali wisatawan yang mengabadikan moment dengan berfoto di jembatan cinta ini. Jembatan cinta menghubungkan pulau yang satu dengan yang lain yaitu Pulau  Tidung besar dan Pulau Tidung kecil. Ketika sampai disana, aku diberikan serangkaian aktivitas yang telah disiapkan oleh pemandu. Aktivitas itu berupa bersepeda keliling jalanan disekitar Pulau Tidung, snorkeling,  dan mengunjungi makam raja.

Pesona Bawah Laut dengan Snorkeling
Akhirnya tiba waktunya aku untuk snorkeling. Aku  menggunakan perahu kecil bersama pemandu untuk dapat sampai ketempat yang dikatakan memiliki keindahan laut yang mengagumkan. Dengan berbekal pelampung dan alat – alat snorkeling, aku pun tiba ditempat yang dimaksudkan yaitu ditengah-tengah laut di Pulau Tidung. Terlihat hamparan laut yang sangat luas dan biru. Tanpa berlama – lama aku pun mulai turun dari perahu satu – persatu.

Cuaca yang bersahabat serta suasana yang mendukung membuat aku dapat melihat keindahan bawah laut di Indonesia ini. Ikan – ikan laut terlihat jelas berenang dengan indahnya . Lumba-lumba juga berenang bebas dengan para wisatawan yang melakukan snorkeling. Terumbu – terumbu karang yang masih terjaga keindahannya menambah kekayaan yang dimiliki laut ini. Berbagai macam terumbu karang dengan berbagai macam bentuk ada di bawah laut ini.Tidak hanya itu, aku juga menemukan bulu babi dan tanpa sengaja menginjaknya sampai melukai kaki. Ternyata, luka yang terkena kaki aku cukup dalam dan mengharuskan untuk diobati. Pertolongan pertama dilakukan dengan menutup lukanya agar tidak terkena bakteri.  

Penangkaran Penyu
Tidak mau liburan kali ini terbuang sia-sia, aku pun melanjutkan perjalanan ke penangkaran penyu yang ada di Pulau Tidung. Sesampainya di daratan aku bergegas mengikuti pemandu yang berjalan menuju tempat penangkaran. Ternyata, banyak sekali penyu yang diternak disini. Mulai dari yang masih kecil hingga yang sudah besar. Selain itu, disini juga diajarkan bagaimana caranya merawat penyu agar tumbuh dengan baik. Aku pun sontak terkejut ketika melihat cara perawatannya dan ternyata diperbolehkan untuk memegang penyu secara dekat. Betapa lucunya penyu-penyu yang ada disini. Langit yang mulai terlihat muram seakan mengingatkan aku yang tak puas melihat keindahan dan keberagaman yang ada disini. Bagi aku pulau Tidung ini merupakan salah satu pulau yang memiliki nilai jual dibidang pariwisata. Hal ini terlihat dari banyaknya minat wisatawan untuk berkunjung ke pulau ini. Maka dari itu pulau ini harus tetap dijaga keindahannya agar tidak rusak atau kotor, karena hal itu dapat mengurangi keindahan yang dimiliki oleh pulau ini.

Marahnya Si Stratovolcano

Aktivitas vulkanik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami peningkatan dari siaga menjadi awas. Mendidihnya dapur magma di ...