Senin, 16 Oktober 2017

Tradisi Kompensasi di Politeknik Negeri Jakarta




Tidak semua orang tahu tentang politeknik. Institusi pendidikan di bawah naungan Dirjen Dikti ini memang tergolong  masih cukup baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Pada dasarnya, Politeknik sama dengan akademi, namun Politeknik lebih heterogen ilmunya.

Satu hal yang tidak lepas dari image Politeknik adalah tentang kedisiplinannya. Tidak ada istilah “titip absen” yang biasa terjadi di Universitas karena daya tampung mahasiswa di setiap kelas maksimal 30 orang. Dalam kehidupan sehari-hari, Politeknik identik dengan kedisiplinan dari mahasiswa maupun orang-orang yang bekerja di dalamnya. Biasanya, setiap Politeknik memiliki tradisi yang berhubungan dengan kedisiplinan seperti tradisi kompensasi termasuk yang ada di Politeknik Negeri Jakarta.

Tradisi Kompensasi di Politeknik Negeri Jakarta
Tradisi kompensasi merupakan bagian dari kebijakan yang telah ada di Politeknik Negeri Jakarta. Kebijakan kompensasi absensi adalah kebijakan yang mengharuskan mahasiswa, bila tidak menghadiri perkuliahan karena izin atau alfa  untuk membayar denda ke pihak Sekretariat masing-masing jurusan. Bentuk denda yang dibayarkan bisa berupa uang atau jasa dalam hal pekerjaan, tergantung bagaimana kebijakan dari jurusan masing-masing.

Kebijakan kompensasi absensi dikeluarkan oleh Gedung Direktorat sejak berdirinya Politeknik Negeri Jakarta tahun 1982 dan diatur dalam Buku Peraturan atau yang akrab disebut dengan Buku Kuning. Tujuan sebenarnya dari kebijakan kompensasi absensi ini adalah mendisiplinkan mahasiswa dalam hal kehadiran dan melatih mahasiswa untuk disiplin. Besaran kompensasinya ditentukan oleh keputusan struktural dari masing-masing jurusan. Biasanya beragam dari 5 rupiah sampai 150 rupiah untuk ukuran paling mahal.

Mahasiswa yang mendapat kompensasi absensi memiliki kewajiban untuk membayar di akhir semester sebelum pengambilan marksheet berlangsung.. Setelah kewajiban kompensasi absensi dibayar, mereka akan mendapatkan Surat Bebas Kompen yang menjadi syarat utama dalam pengambilan marksheet.

Penggunaan Uang Kompensasi
Seiring dengan perkembangan yang berjalan, kompensasi yang dibayarkan oleh mahasiswa bukan hanya melalui uang melainkan bisa dengan kerja fisik seperti mengecat gedung, memperbaiki fasilitas, atau merapikan ruangan. Hal ini dilakukan semata-mata agar mahasiswa belajar mengenai tanggung jawab yang harus diterima jika tidak disiplin.

Tidak semua jurusan menerapkan pembayaran kompensasi absensi dengan uang. Ada beberapa jurusan yang menginginkan mahasiswanya untuk kerja fisik terlebih dahulu, kemudian baru membayar sisanya dengan uang. Bahkan, ada jurusan yang menerapkan pembayaran kompensasi absensinya hanya dengan bekerja.

Penggunaan dari uang kompensasi absensi untuk perbaikan semua fasilitas dan kepentingan mahasiswa yang berhubungan dengan kegiatannya. Tidak hanya itu, penggunaan uang kompensasi yang dibayarkan seperti menganut sistem dari mahasiswa untuk mahasiswa. Uang kompensasi banyak digunakan untuk kegiatan mahasiswa itu sendiri contohnya pembelian trails untuk laboratorium, pembelian rak buku, barang-barang, software telecomferce. “Uang kompensasi akan disalurkakan ke mahasiswa sendiri seperti subsidi silang dari mahasiswa. Gunanya untuk kegiatan mahasiswa TGP, seperti LDK CC, Gurame, transportasi dosen luar pada saat sidang serta membantu mahasiswa semester 5 yang kesulitan dalam membayar SPP,” ujar Wiwi Prawinarsti, Ketua Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan saat ditanya mengenai penggunaan uang kompensasi absensi.

Banyak hal dari kegiatan mahasiswa yang digunakan dari uang kompensasi. Penggunaan uang kompensasi tidak terbatas terhadap hal yang menyangkut kebutuhan mahasiswanya tetapi mencakup kegiatan pendanaan perlombaan yang sering diadakan. Jika dana yang turun dari Gedung Direktorat lama maka uang kompensasi yang dibayarkan mahasiswa digunakan untuk mendanai perlombaan tersebut. Banyak manfaat yang didapatkan untuk mahasiswa dari penggunaan uang kompensasi tersebut.

Tradisi kompensasi selalu menjadi kebijakan yang utama dalam mengajarkan mahasiswa untuk disiplin. Adanya tradisi kompensasi yang diberlakukan di Politeknik Negeri Jakarta membuat mahasiswa merasakan secara langsung bagaimana cara disiplin dan pertanggungjawabannya yang akan dilakukan jika tidak disiplin. Jadi, lestarikan budaya disiplin dengan menerapkan tradisi kompensasi untuk kebaikan bersama baik untuk mahasiswa maupun orang yang berada dalam lingkup Politeknik.


1 komentar:

  1. Ternyata politeknik negeri jakarta itu sangat disiplin ya.. Jadi penasaran pengen masuk politeknik negeri jakarta 😊

    BalasHapus

Marahnya Si Stratovolcano

Aktivitas vulkanik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami peningkatan dari siaga menjadi awas. Mendidihnya dapur magma di ...